BANYUWANGI//NusantaraTemis.Online -Suasana khidmat menyelimuti kawasan depan Kantor Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Kamis malam (18/12/2025). Sekitar 700 jamaah tumpah ruah mengikuti Sholawat dan Tahlil dalam rangka Hari Jadi Banyuwangi (Harjaba) ke-254. Kegiatan yang berlangsung pukul 20.12 hingga 22.15 WIB itu dihadiri jajaran Forkopimda, tokoh agama, dan pimpinan daerah, termasuk Kasdim 0825/Banyuwangi Mayor Kav Suprapto, sebagai wujud sinergi TNI dengan pemerintah daerah dan masyarakat dalam menjaga nilai spiritual sekaligus kebangsaan.
Acara dipimpin langsung Bupati Banyuwangi Hj. Ipuk Fiestiandani, S.Pd., M.KP., didampingi Wakil Bupati Ir. H. Mujiono, M.Si., serta dihadiri tokoh nasional dan regional seperti Ketua BAZNAS Jawa Timur KH. Prof. Dr. Alimaschan Moesa, Ketua MUI Jawa Timur KH. Dr. Ahsanul Haq, Wakapolresta Banyuwangi AKBP Teguh Warsono, Danlanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Muhamad Puji Santoso, Sekda Banyuwangi Dr. Ir. H. Guntur Priambodo, para kiai, pimpinan pondok pesantren, hingga jajaran SKPD. Rangkaian dimulai dengan santunan anak yatim piatu, menyanyikan Indonesia Raya, tahlil, sholawat, tausiyah, hingga doa penutup.

Dalam sambutannya, Bupati Ipuk menegaskan usia 254 tahun bukanlah perjalanan singkat bagi Banyuwangi. Ia menyoroti capaian strategis daerah, mulai dari penurunan angka kemiskinan hingga 6,13 persen, pengakuan internasional sektor pariwisata oleh PBB, hingga konsistensi pembangunan lintas sektor. Mengusung tema “Tandang Bareng”, Pemkab Banyuwangi memilih meniadakan karangan bunga dan menggantinya dengan paket sembako yang disalurkan kepada tukang becak, pengemudi ojek, dan warga kurang mampu. “Kemajuan Banyuwangi adalah hasil kerja bersama, pemerintah, ulama, dan masyarakat,” tegas Ipuk, seraya mengingatkan tantangan perubahan iklim yang harus dihadapi secara kolektif.
Kasdim 0825/Banyuwangi Mayor Kav Suprapto menyatakan kehadiran TNI dalam kegiatan ini merupakan komitmen menjaga harmoni sosial dan spiritual di tengah masyarakat. Sholawat dan Tahlil Harjaba ke-254 tidak hanya menjadi doa bagi para pahlawan, mantan bupati, serta warga Banyuwangi, tetapi juga solidaritas kemanusiaan untuk korban bencana di Sumatra melalui program Banyuwangi Berbagi. Kegiatan berlangsung aman, tertib, dan penuh makna—menjadi penanda bahwa Banyuwangi melangkah maju bukan hanya dengan pembangunan fisik, tetapi juga kekuatan iman dan kebersamaan.

















